Sebagai mahasiswa yang lagi sibuk-sibuknya bikin tugas akhir, saya butuh informasi yang cepat, praktis, dan lengkap. Dan internet menjanjikan semua itu. Segala sesuatu saya dapatkan dengan mudah,tinggal ketik keyword lalu klik. Kini, internet pun jadi bagian gaya hidup saya.
Selain itu, hobi saya menulis di blog, main di situs jejaring sosial, serta kebutuhan akan email makin menguatkan pernyataan di atas. Internet itu sudah jadi kebutuhan. Kayak mandi, kalau tidak buka internet rasanya ada yang kurang.
Gak cuma saya, bahkan banyak orang rela menghabiskan banyak waktunya menggunakan internet. Hidup di era digital, netizen sudah jadi pekerjaan kedua (bahkan pertama).
Saya gak akan membahas bagaimana etika kita dalam berinteraksi di dunia maya, apa yang harus kita selami di internet, atau situs-situs apa aja yang baik untuk dibuka. Hal semacam itu sudah terlalu basi, toh sudah banyak polisi moral di negara kita.
Saya lebih tertarik di aspek yang vital tapi sering kita lupakan. Karena berbicara berinternet sehat, gak melulu ngomongin konten, tapi kesehatan sang netize sendiri juga perlu dipertanyakan. Seberapa besar pedulimu dengan kesehatan ketika menikmati internet?
Kalo kamu sering stres dan menyalahkan macetnya lalu lintas; pekerjaan; dan kondisi keuangan; pertimbangkanlah lagi. Karena bisa jadi internet adalah "biang keladi" dari stres, depresi, dan perasaan panik tersebut.
Menurut Brett F. Kennedy dalam buku Shinee, semua informasi yang datang menyebabkan seseorang harus melakukan sesuatu. Itu membuat seseorang sering merasa seperti dikontrol daripada mengontrol informasi.
Contoh kecil misalnya, muncul perasaan tak terkontrol jika ada komentar di blog, facebook, twitter, email, dan sebagainya yang tidak segera kita tanggapi. Hal ini akan membuat seseorang tak fokus dalam pekerjaannya. Belum lagi ditambah kecanduan internet yang terbentur minimnya fasilitas, perasaan hilang kontrol ini bisa memburuk.
Masalah kesehatan lain yang muncul dari internet yaitu muka komputer. Dinamakan muka komputer karena rahang dan kulit tidak elastis, kerutan permanen di dahi, serta gejala penuaan dini. Semua ini terjadi ketika seseorang terlalu lama berada di depan komputer.
Dikutip dari Telegraph, Minggu (26/9/2010), seseorang yang terlalu lama di depan komputer juga rentan mengalami gejala 'leher kalkun'. Dinamakan demikian karena kulit di bagian leher menggelambir seperti kulit kalkun.
Gejala ini disebabkan oleh posisi duduk yang jarang berubah dalam jangka waktu yang sangat panjang. Akibatnya otot leher memendek dan kulitnya turun lalu membentuk semacam gelambir.
Coba deh letakkan cermin di layar monitor. Agar bisa cepat menyadari ketika wajah mulai mengernyit, lalu berusaha mencari cara untuk lebih rileks.
Buat cowok lebih serem lagi. Kebiasaan meletakkan laptop di pangkuan paha menyebabkab kemandulan. Karena membuat suhu di daerah batu zakar meningkat dan mempengaruhi kualitas sperma.
Bantalan laptop pun tidak bisa berbuat banyak untuk mendinginkan testis, dan mungkin hanya akan memberikan rasa aman palsu bagi laki-laki. Jadi buat para lelaki, berhentilah dengan kebiasaan meletakkan laptop di pangkuan paha.
Berbagai cara bisa dilakukan sebagai upaya relaksasi. Selain istirahat sejenak di sela-sela bekerja dengan komputer dan berjalan-jalan, melakukan senam otot wajah juga cukup efektif melawan efek penuaan dini. Imbangi juga dengan pola makan yang sehat, sepeti konsumsi makanan dengan kandungan vitamin A dan C.
Kesimpulannya, dalam menggunakan internet sebagai gaya hidup, selain kesehatan rohani, perhatikan juga kesehatan jasmani. Jangan sampai segala penyakit menghampiri kita. :D
*artikel ini diikutkan dalam Bhineka Blog Competition
Selain itu, hobi saya menulis di blog, main di situs jejaring sosial, serta kebutuhan akan email makin menguatkan pernyataan di atas. Internet itu sudah jadi kebutuhan. Kayak mandi, kalau tidak buka internet rasanya ada yang kurang.
Gak cuma saya, bahkan banyak orang rela menghabiskan banyak waktunya menggunakan internet. Hidup di era digital, netizen sudah jadi pekerjaan kedua (bahkan pertama).
Saya gak akan membahas bagaimana etika kita dalam berinteraksi di dunia maya, apa yang harus kita selami di internet, atau situs-situs apa aja yang baik untuk dibuka. Hal semacam itu sudah terlalu basi, toh sudah banyak polisi moral di negara kita.
Saya lebih tertarik di aspek yang vital tapi sering kita lupakan. Karena berbicara berinternet sehat, gak melulu ngomongin konten, tapi kesehatan sang netize sendiri juga perlu dipertanyakan. Seberapa besar pedulimu dengan kesehatan ketika menikmati internet?
Kalo kamu sering stres dan menyalahkan macetnya lalu lintas; pekerjaan; dan kondisi keuangan; pertimbangkanlah lagi. Karena bisa jadi internet adalah "biang keladi" dari stres, depresi, dan perasaan panik tersebut.
Menurut Brett F. Kennedy dalam buku Shinee, semua informasi yang datang menyebabkan seseorang harus melakukan sesuatu. Itu membuat seseorang sering merasa seperti dikontrol daripada mengontrol informasi.
Contoh kecil misalnya, muncul perasaan tak terkontrol jika ada komentar di blog, facebook, twitter, email, dan sebagainya yang tidak segera kita tanggapi. Hal ini akan membuat seseorang tak fokus dalam pekerjaannya. Belum lagi ditambah kecanduan internet yang terbentur minimnya fasilitas, perasaan hilang kontrol ini bisa memburuk.
Masalah kesehatan lain yang muncul dari internet yaitu muka komputer. Dinamakan muka komputer karena rahang dan kulit tidak elastis, kerutan permanen di dahi, serta gejala penuaan dini. Semua ini terjadi ketika seseorang terlalu lama berada di depan komputer.
gambar nyolong dari http://bit.ly/ebrYM6 |
Dikutip dari Telegraph, Minggu (26/9/2010), seseorang yang terlalu lama di depan komputer juga rentan mengalami gejala 'leher kalkun'. Dinamakan demikian karena kulit di bagian leher menggelambir seperti kulit kalkun.
Gejala ini disebabkan oleh posisi duduk yang jarang berubah dalam jangka waktu yang sangat panjang. Akibatnya otot leher memendek dan kulitnya turun lalu membentuk semacam gelambir.
Coba deh letakkan cermin di layar monitor. Agar bisa cepat menyadari ketika wajah mulai mengernyit, lalu berusaha mencari cara untuk lebih rileks.
gambar nyolong dari http://bit.ly/hyM6In |
Buat cowok lebih serem lagi. Kebiasaan meletakkan laptop di pangkuan paha menyebabkab kemandulan. Karena membuat suhu di daerah batu zakar meningkat dan mempengaruhi kualitas sperma.
Bantalan laptop pun tidak bisa berbuat banyak untuk mendinginkan testis, dan mungkin hanya akan memberikan rasa aman palsu bagi laki-laki. Jadi buat para lelaki, berhentilah dengan kebiasaan meletakkan laptop di pangkuan paha.
Berbagai cara bisa dilakukan sebagai upaya relaksasi. Selain istirahat sejenak di sela-sela bekerja dengan komputer dan berjalan-jalan, melakukan senam otot wajah juga cukup efektif melawan efek penuaan dini. Imbangi juga dengan pola makan yang sehat, sepeti konsumsi makanan dengan kandungan vitamin A dan C.
Kesimpulannya, dalam menggunakan internet sebagai gaya hidup, selain kesehatan rohani, perhatikan juga kesehatan jasmani. Jangan sampai segala penyakit menghampiri kita. :D
*artikel ini diikutkan dalam Bhineka Blog Competition